Berita

Sejarah Hari Ini: 19 September, Rapat Besar Ikada dan Insiden Hotel Yamato

Minggu, 19 September 2021 - 14:44
Sejarah Hari Ini: 19 September, Rapat Besar Ikada dan Insiden Hotel Yamato Presiden Soekarno saat bicara di atas podium saat rapat besar di Lapangan Ikada, Jakarta, 19 September 1945. (foto: anri)

TIMES KARANGANYAR, JAKARTASejarah hari ini mencatat dua peristiwa besar di Indonesia yang terjadi pada 19 September. Yang pertama peristiwa Rapat Besar Ikada di Jakarta dan insiden Hotel Yamato di Surabaya, atau perobekan bendera Belanda oleh pejuang Indonesia.

1945: Rapat Besar Ikada

Presiden SoekarnoPresiden Soekarno saat memasuki Lapangan Ikada dan disambut masyarakat. (foto: anri)

Satu bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, suasana di Tanah Air, menunjukkan keadaan yang masih tidak menentu, Balatentara Jepang tetap bersikap reaksioner, dengan tidak bersedia, mengakui Negara Republik Indonesia. Demikian pula pemindahan kekuasaan, dan lain-lain, dari tangan kekuasaan Jepang kepada pemerintah Republik Indonesia, tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Hal ini menyebabkan rasa ketidakpuasan bagi para pemuda dan mahasiswa, terhadap para pemimpin Pemerintahan, yang tidak ada usaha untuk memberi komando, dalam mengisi kemerdekaan.

Kekecewaan semakin memuncak, setelah di ketahui bahwa, beberapa perwira Sekutu, dibawah pimpinan Mayor Greenhalgh, mengadakan pendaratan di lapangan Kemayoran, pada tanggal 8 September 1945.

Mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Komite Van Aksi, merencanakan rapat raksasa, di Lapangan Ikada Jakarta, pada tanggal 17 September 1945. Rencana rapat ini baru dapat dilaksanakan pada tanggal 19 September 1945.

Massa masyarakat yang mendengar pengumuman ini, dengan tertib, teratur, dan penuh semangat, mengalir membanjiri lapangan Ikada. Mereka datang dari berbagai wilayah Jakarta dan sekitarnya, dengan membawa poster-poster, dan bendera merah putih.  

Rapat raksasa Ikada, 19 September 1945, sebagai manifestasi, Persatuan dan Kebulatan Tekad Bangsa Indonesia, mengisi kemerdekaan Negara Proklamasi 17 Agustus 1945. Juga untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa kemerdekaan Indonesia, adalah kehendak rakyat Indonesia, dan bukan buatan Jepang. Sehubungan dengan itu, maka Pemerintah pada tanggal 19 September 1945, pukul 09.00, mengadakan Sidang Kabinet, dipimpin Presiden Soekarno.

Dikutdari bkddki.jakarta.go.id, rapat mengambil keputusan, Bung Karno dan Bung Hatta, serta para Menteri, datang ke lapangan Ikada. Setiba di Tribun, Bung Karno disambut dengan pekik, "Merdeka, Merdeka! oleh kurang lebih 300.000 massa.
Pada kesempatan itu, Bung Karno tidak mengucapkan pidato. Bung Karno dengan tenang dan mantap, mengucapkan kata-kata.

"Saya mengetahui, bahwa saudara-saudara berkumpul disini, untuk melihat Presiden saudara-saudara dan untuk mendengarkan perintahnya, Nah. apabila saudara-saudara masih setia, dan. percaya kepada Presidenmu, Ikutilah, perintahnya yang pertama Pulanglah dengan tenang," ucapnya.
 
"Tinggalkan rapat ini sekarang juga, dengan tertib dan teratur, dan tunggulah berita, dari para pemimpin di tempatmu, masing-masing Sekarang...bubarlah, pulanglah, saudara-saudara dengan tenang." Saya tutup rapat ini, dengan salam nasional, "Merdeka".

1945: Insiden Hotel Yamato

Foto kolase peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel MajapahitFoto kolase peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Majapahit saat teatrikal peristiwa perobekan di Hotel Yamato sekarang Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (19/9/2018). Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi bendera Indonesia pada 19 September 1945. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Insiden Hotel Yamato merupakan kejadian perobekan bendera Belanda. Warna biru yang ada di bendera Belanda dirobek dan menyisakan warna merah dan putih saja yang berkibar. Peristiwa ini terjadi di hotel Yamato, Surabaya.

Perobekan ini karena masyarakat marah melihat bendera Belanda yang berkibar tanpa melalui izin Pemerintah Republik Indonesia daerah Surabaya.

Para pemuda Surabaya yang melihatnya marah. Mereka menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia, dan ingin kembali menguasai Indonesia.

Kabar tersebut tersebar cepat di seluruh kota Surabaya, dan Jalan Tunjungan, lokasi Hotel Yamato dalam tempo singkat dibanjiri oleh massa yang marah. Massa terus mengalir hingga memadati halaman hotel serta halaman gedung yang berdampingan penuh massa yang diwarnai amarah.

Puncaknya, bendera Belanda pada bagian bawah yang berwarna biru dirobek, dan pemuda Surabaya kembali mengibarkan bendera yang tersisa yakni warna merah dan putih seperti bendera Indonesia. Ketika itu, Haryono bersama Kusno Wibowo memanjat tiang bendera tersebut dan berhasil meraih bendera Belanda yang berkibar lalu merobeknya. (*)

Pewarta : Ratu Bunga Ambar Pratiwi (MG-345)
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Karanganyar just now

Welcome to TIMES Karanganyar

TIMES Karanganyar is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.