TIMES KARANGANYAR, SURABAYA – Pekan ketiga BRI Liga 1 2021 menyajikan duel klasik antara PSM Makassar dan Persebaya Surabaya. Pertandingan yang digelar di stadion Si Jalak Harupat Bandung itu berlangsung seru sejak babak pertama.

Bajol Ijo unggul lebih dahulu pada menit ke-20 melalui kaki Jose Wilkson yang leluasa memainkan bola melewati Erwin Gutawa. Unggul 0-1 membuat anak asuh Aji Santoso semakin menguasai permainan.

Namun ternyata ball posession tidak menjamin efektivitas serangan Persebaya. PSM Makassar yang bermain menunggu justru lebih pandai memanfaatkan peluang.

Terbukti pada menit ke-30, kesalahan umpan di lapangan tengah Green Force langsung dimanfaatkan oleh tim Juku Eja. Wiliam Pluim yang mendapatkan kesempatan emas untuk menendang terpaksa harus dijatuhkan oleh Arif Satria di kotak terlarang.

Anco Jansen yang menjadi eksekutor dengan percaya diri melepaskan tembakan pelan ke arah tengah secara mendatar. Skor imbang 1-1, membuat pertandingan berbalik arah.

PSM bermain lebih menyerang. Tujuh menit berikutnya pelanggaran kembali tercipta tak jauh dari gawang Ernando Ari. Anco lagi-lagi tampil sebagai penendang, free kick-nya mendatar namun langsung mengarah ke gawang Ernando yang tak mampu membaca bola lantaran tertutup kemelut para pemain.

Kemenangan kini di tangan Wiliam Pluim dan kawan-kawan. Epic Comeback benar-benar tercipta selang semenit kemudian, setelah Yakob Sayuri berhasil memanfaatkan bola muntah Ilham Udin Armain.

Skor 3-1 untuk PSM bertahan hingga turun minum. Babak kedua dimulai. Aji Santoso melakukan rotasi. Sejumlah pemain muda seperti Akbar Firmansyah dan Marselino Ferdinan dimasukkan. Namun tidak nampak perubahan yang signifikan.

Bajol Ijo kesulitan menembus pertahanan pasukan Ayam Jantan dari Timur. Tidak ada tambahan gol di babak kedua duel era perserikatan ini. Hingga wasit Aprisman Aranda meniup peluit panjang, skor tetap bertahan 3-1.

Hasil ini merupakan kekalahan kedua bagi Persebaya Surabaya dan kemenangan perdana untuk PSM Makassar di kompetisi BRI Liga 1 2021. Pelatih Aji Santoso harus banyak melakukan perbaikan. (*)