TIMES KARANGANYAR, PACITAN – Fenomena amblesnya aliran sungai dan lahan pertanian warga di Desa Padi, Kecamatan Tulakan, Kabupaten Pacitan, menimbulkan kekhawatiran.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan mencatat, amblesan tersebut diduga dipicu keberadaan luweng di bawah permukaan tanah.
Laporan pertama kali datang dari warga Dusun Krajan, RT 01 RW 01, pada Februari 2025 lalu. Saat itu, lubang kecil muncul di sekitar aliran sungai.
Namun seiring waktu, lubang tersebut semakin melebar dan berdampak pada lingkungan sekitar. Kini, setidaknya terdapat dua titik amblesan di aliran sungai, satu di antaranya berdekatan dengan rumah warga dan area perkebunan.
Beberapa pohon serta tanaman milik warga ikut ambruk bersama tanah yang hilang terseret ke dalam lubang. Kondisi ini menimbulkan keresahan, mengingat sebagian besar penduduk desa menggantungkan kebutuhan air rumah tangga dan irigasi lahan pertanian dari aliran sungai tersebut.
Kepala Desa Padi, Agung Kushendarto, mengakui pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD Pacitan sejak fenomena ini terdeteksi. Ia menegaskan bahwa dampak kerusakan sudah mulai dirasakan masyarakat, terutama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih.
“Yang jelas kebutuhan air untuk rumah tangga warga terganggu. Demikian juga dengan ekosistem,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (16/9/2025).
Menurut Agung, Desa Padi dihuni sekitar 6.000 jiwa. Sebagian besar penduduk memanfaatkan aliran sungai sebagai sumber air utama, sementara sebagian lainnya mengambil dari sumber mata air yang ada. Dengan adanya amblesan ini, akses terhadap air bersih menjadi semakin terbatas.
Pemerintah desa berharap ada langkah cepat dari pihak terkait, mengingat fenomena serupa berpotensi meluas.
“Kami hanya bisa menunggu tindak lanjut. Mudah-mudahan segera ada solusi, karena masyarakat sangat bergantung pada air dari sungai ini,” imbuh Agung.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, menjelaskan bahwa pihaknya sudah melakukan assesment lapangan. Hasil kajian sementara menunjukkan adanya indikasi luweng atau rongga besar di bawah permukaan tanah yang menyebabkan tanah di atasnya ambles.
“Sudah kami setorkan (laporan) kepada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Hasilnya bagaimana masih menunggu dari sana,” terang Erwin.
Meski demikian, BPBD Pacitan belum bisa memastikan langkah penanganan sebelum ada hasil analisis resmi dari PVMBG. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sungai dan Lahan Warga di Pacitan Ambles, Diduga Ada Luweng Bawah Permukaan
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |