TIMES KARANGANYAR, JAKARTA – Seorang ahli penyakit dalam, dr. Muhammad Pranandi, Sp PD, menekankan risiko kesehatan yang tersembunyi di balik tren populer makan sepuasnya atau 'all you can eat',yakni peningkatan kasus hipertensi.
Dalam diskusi online yang diselenggarakan di Jakarta pada Kamis (30/1/2025), ia menjelaskan bahwa konsumsi berlebihan pada daging merah—sering jadi sajian utama di 'all you can eat'—berkontribusi pada peningkatan kasus hipertensi.
“Tingginya kandungan lemak jenuh serta garam dalam daging-daging tersebut mendorong naiknya tekanan darah, suatu kebiasaan yang banyak dianggap normal namun sesungguhnya mengundang risiko kesehatan,” jelasnya.
Dokter Pranandi menghimbau bahwa bahkan bagi individu yang tidak rutin makan daging atau berlangganan 'all you can eat', mereka yang memiliki metabolisme kolesterol yang kurang efisien bisa merasakan dampak buruknya hanya dengan konsumsi sesekali.
Di sisi lain, terdapat pula individu dengan metabolisme yang lebih unggul, yang mampu menjaga kadar kolesterol tetap stabil meski mengonsumsi daging berkali-kali, seringkali didukung oleh olahraga teratur.
Lebih lanjut, ia menyarankan masyarakat untuk membatasi konsumsi daging dan menerapkan asupan yang 'wajar'. Edukasi tentang batasan tekanan darah yang sehat menjadi krusial agar masyarakat dapat memonitor dan mengendalikan tekanan darah mereka dengan efektif.
“Walaupun tanpa riwayat hipertensi dalam keluarga, gaya hidup yang kurang sehat—ditandai dengan pola makan yang buruk dan rendahnya aktivitas fisik—dapat meningkatkan risiko hipertensi,” ujarnya.
Ia melanjutkan, tekanan darah yang melebihi 140 persen pada usia dewasa di atas 18 tahun telah mengindikasikan kondisi hipertensi, yang membutuhkan kehati-hatian lebih dalam pola makan dan aktivitas.
Untuk menjaga tekanan darah tetap normal, dokter Pranandi mengimbau agar dihindari pola makan lalu beristirahat segera, yang dapat memicu lonjakan tekanan darah.
“Efek ini mungkin tidak serta merta terasa, namun bisa muncul sebagai masalah kesehatan serius dalam jangka panjang,” kata dia.
Dokter spesialis penyakit dalam di RS Pondok Indah-Puri Indah ini menuturkan bahwa masyarakat harus lebih berhati-hati dalam mengatur konsumsi makanan dan menjalankan aktivitas fisik untuk meningkatkan kesejahteraan jangka panjang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bahaya Hipertensi Incar Penyuka Makanan 'All You Can Eat'
Pewarta | : Hendarmono Al Sidarto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |